Thursday

Jangan Bedakan Ilmu Pengetahuan

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa menuntut ilmu pengetahuan adalah wajib hukumnya, baik itu ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Ad-din (baca: Akhirat) maupun ilmu-ilmu yang ada hubunganya dengan dunia dan jangan sampai membedakan diantara kedua ilmu tersebut.

Cuma yang harus kita prioritaskan terlebih dahulu adalah ilmu-ilmu yang menyangkut dengan urusan-urusan keagamaan, yaitu ilmu Tauhid (akidah), Fiqih (ibadah-syariah), akhlak (tata krama). Karena ketiga disiplin keilmuan ini merupakan hal yang sangat fundamental dalam agama kita. Tanpa mengetahui ilmu tauhid tidak mungkin seseorang itu dikatakan seorang muslim yang sempurna karna semua taklimat yang tertuang dalam ilmu ini menyangkut dengan masalah keimanan dan ketauhidan terhadap Allah SWT dan itu merupakan perkara pertama yang patut diketahui oleh setiap muslim. Dan begitu juga dengan ilmu fiqih, tanpa memahami ilmu fiqih dengan baik maka semua praktek-praktek keagamaan menjadi tidak sempurna, baik itu dari segi bersuci/thaharah, sembahyang dan hal-hal lainya yang menyangkut dengan masalah ibadah.

Setelah memahamai ketiga disiplin keilmuan tersebut diatas barulah kita mempelajari ilmu-ilmu yang sifatnya fardu kifayah yaitu ilmu-ilmu yang fungsinya sebagai pelengkap untuk menyempurnakan amal ibadah serta keimanan kita, bahkan dalam situasi dan kondisi tertentu mempelajari ilmu-ilmu yang bersifat fardu kifayah itu menjadi wajib hukumnya dalam mencapai maslahah-maslahah yang terjadi di dalam masyarakat.

Namun yang menyedihkan kita hari ini adalah orang-orang yang berkecimpung dalam mempelajari ilmu-ilmu keduniaan, mereka melupakan bahkan tidak mengambil berat terhadap ilmu-ilmu agama yang sifatnya sangat fundamental sehingga lahirlah di tengah-tengah masyarakat orang yang berilmu, akan tapi lemah dari segi keimanan terhadap Allah swt. Begitu pula sebaliknya orang-orang yang mempelajari ilmu agama membenci ilmu-ilmu yang bersifat keduniaan dengan alasan tidak banyak memberi faedah dan maslahah di akhirat kelak. Kalaulah semuanya sadar dan mau berfikir secara matang, sebenarnya diantara kedua disiplin keilmuan itu tidaklah saling kontradiksi antara satu dengan yang lain karena kita sekarang hidup di dunia, maka untuk menjalani kehidupan ini, kita membutuhkan ilmu-ilmu yang ada hubungan dengan keduniaan itu sendiri. Jadi dengan kata lain, mana mungkin kedua hal ini dapat kita pisahkan satu sama lain!!

Nah, sekarang marilah kita sama-sama mengikis cara berfikir yang penuh dengan kejumudan itu, demi melahirkan generasi yang berilmu dan beramal soleh yang seimbang dunia dan akhirat dengan cara menggabungkan kedua disiplin keilmuan yang ada tanpa membedakan diantara keduanya.

Sebagi penutup, alangkah baiknya kita merenungi pepatah Arab yang berbunyi “ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah” karena Ilmu dan amal adalah dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan. Maka dari itu hendaklah kita mengamalkan ilmu yang telah kita perolehi dengan men-tathbiq-kannya dalam diri masing-masing terlebih dahulu dan seterusnya menyampaikan kepada orang lain. Jadilah syakhshiyah yang berilmu yang selalu mewarnai keadaan, jangan sampai menjadi orang yang diwarnai dan terwarnai dengan keadaan.

Allahumma Nauzubika min Ilmin la yanfa’ birah matika Ya Arhamarrahimin.
Wallahu ‘alam bissowab.

No comments:

Your Comment